Meta

Kamis, 24 November 2016

Pendaki Pemula & Gunung Gede (Part 1)

Malam itu, (10 November 2016) para pendaki pemula, Jenal, Bocir, Nia, Kak Winda (yang ini udah mastah..) dan Saya, berkumpul di depan masjid amaliah, Ciawi. Kami berencana mau mendaki gunung gede di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango disingkat TNGGP. Kami yang bermodalkan alat-alat sewaan dan pinjaman... miris :'( memiliki tekat yang kuat untuk mendaki gunung tertinggi ke-3 di jawa barat itu. Dan sekedar info diantara kami belum ada yang pernah ke Gunung Gede ini sebelumnya.. jadi ini benar-benar perdana naik gunung yang bisa terlihat dari rumah saya ini.

Sekitar pukul 12 malam, kami memesan Grab Car.. dengan harap-harap cemas,, akhirnya ada juga amang-amang grab yang mau mengantar kita sampai pintu gerbang cibodas. cukup murah Rp95,000 untuk tarif dari Ciawi sampai ke Cibodas. Kurang dari 1 jam perjalanan kami tiba di tempat tujuan, cuslah Jenal menyodorkan uang Rp100rb ke abang grab itu tanpa harus memberikan kembalian sisanya.

Oh iya,, awalnya kami yang akan naik gunung itu 9 orang, tapi Wisnu dan Rahmi mendadak tidak bisa ikut, dan 2 orang lagi, Faisal dan Emin, menyusul datang ke Base camp di Cibodas sekitar subuhnya, tapi yaahh begitu orang indonesia,, ngaret... heheh. Akhirnya kami siap sedia untuk memulai pendakian jam 7 pagi. Start tuh dari pintu gerbang menuju Pos-pos pendakian.

FYI, persyaratan pendakian untuk gunung gede dan pangrango emang rada ribet dibanding hiking ke gunung lain, harus surat keterangan sehat dari puskesmas/klinik dan SIMAKSI. Ingat SIMAKSI nya bukan yang sementara tapi yang sudah ditukar sebelumnya di Balai TNGGP. Berhubung SIMAKSI kami masih yang sementara, kami harus menunggu nanti jam 9 pagi, katanya.. dan mulai bisa mendaki jam 11. Huff.. sontak kami kaget.. usut punya usut, ternyata bapak penjaga yang menghampiri kami adalah calo... dia memperbolehkan kami untuk mulai mendaki pagi hari asalkan membayar uang Rp20rb/ orang.. walhasil kami harus mengikhlaskan uang Rp140rb jatuh ke tangan bapak yang tidak disebutkan namanya itu. :'(

Okeh kita fokus ke pendakian...
Dari sini pendakian kita bermula
Basecamp - Rawa Gayonggong
Setelah melewati tulisan Selamat datang gitu.. kita melewati tangga berbatu diantara rimbunnya hutan hujan tropis. Jalur ini masih dilewati oleh pengunjung yang berekreasi di kawasan TNGGP. Jalur ini melewati Telaga Biru dan menuju Curug Cibeureum.
Telaga Biru

Rawa Gayonggong - Pos Panyangcangan Kuda



Trek berikutnya belum terasa seperti hendak mendaki gunung, karena berupa jembatan kayu dari beton. Biasanya jalur ini sering dipakai untuk foto-foto, seperti kita ini.. hehe..
Jembatan Rawa Gayonggong

Setelah melewati jembatan kayu, jalur kembali berbatu santai. Pos Panyangcangan Kuda berada di pertigaan menuju Air Terjun Cibeureum dan jalur pendakian Gunung Gede Pangrango. Di tempat ini terdapat bangunan yang cocok untuk istirahat karena areanya cukup luas.

Pos Panyangcangan Kuda - Pos Rawa Denok
Trek setelah pos panyangcangan kuda masih berupa jalan bebatuan, tapi dengan lebih menanjak. Cukup lelah untuk berjalan, jadi jalan santai saja yaa.. sambil foto-foto juga okeh biar rasa lelah sedikit menghilang. Sama seperti pos sebelumnya di sini juga ada bangunan kecil untuk istirahat.

Pos Rawa Denok - Pos Batu Kukus
Salah satu teman saya sudah tidak sabar rasanya.. selalu menanyakan apakah perjalan masih jauh?? hehe saya jawab dengan santai..sebentar lagi.. saya sangat maklum dengan hal itu. Jalan masih berupa bebatuan yang sebagian tersusun sebagian lagi berjauhan, yaah namanya juga jalur mendaki,, kalau pengen bagus ya di jalan raya.
biarpun lelah tetap ceria

Pos Batu Kukus - Air Panas - Pos Pemandangan
Dari kejauhan sudah terdengar gemericik air, saat perjalanan melewati Pos Batu Kukus. Hati ini mulai kembali bersemangat,, nampaknya sedikit lagi bisa berendem.. tapi ternyata di curug ini air nya cukup panas, jadi tak berani untuk memasukkan kaki ke dalam airnya. Cukup foto-foto saja.
Air Panas
Jurang dekat Jalan Air Panas
Tetap hati-hati ya kawan ketika menyebrangi aliran air panas ini, karena di sampingnya langsung bisa terjun bebas.. alias jurang yang menganga. Nah tak jauh setelah melewati air panas ini, kita telah sampai di Pos Pemandangan, ada tempat istirahat juga di daerah ini. tapi plang petunjuk atau nama posnya sudah rusak.

Pos Pemandangan - Kandang Batu
Sebenarnya jarak Pos Pemandangan dengan Kandang Batu tidak begitu jauh, namun karena kita (pendaki pemula) sudah kehabisan tenaga jadi terasa cukup melelahkan. Di pos kandang batu ini areanya cukup luas, dan bisa dijadikan tempat berkemah tapi tak ada sumber air. Jadi lebih baik tempat untuk kemah sebaiknya di Pos Kandang Badak.
Pos Pamandangan

Kandang Batu - Kandang Badak


Curug Pancaweluh

Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, sambil meluruskan badan kami menghela nafas panjang.. tapi kami cukup bahagia karena hanya tinggal 1 pos lagi menuju tempat nge-camp. Semangaaat kembali membara.. kami melanjutkan perjalanan. dari pos kandang batu kami melewati curug Pancaweluh. cukup bagus curug nya.. sedikit berfose mengabadikan curug ini bolehlah..


Trek menuju kandang badak cukup terjal dan menanjak, semakin terkuras rasanya tenaga ini. Akhirnya jam 1 lebih sedikit kami tiba di depan pelang Pos Kandang Badak. Huft.. finally we did it.
Pos Kandang Badak

Postingan lanjutannya nanti ya... Salam Lestari. :)

2 komentar:

  1. Hahaha keren keren di tunggu baca kelanjutan y san

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Nia, iya siap nanti dikabarin klo udah bikin lanjutannya.. hehe coz ini nulisnya juga sambil kerja. hehe

      Hapus